Padang, SPIRITSUMBAR.COM — Destinasi wisata kawasan Air Manis kembali jadi sorotan masyarakat dunia maya. Aksi pungutan liar (pungli) kembali diviralkan sebagian masyarakat yang sudah kesal dengan kondisi yang terjadi.
Dalam sebuah video di media sosial memperlihatkan oknum pemuda yang melakukan pungutan kepada bus yang disinyalir mengangkut penumpang asal Malaysia. Selain itu di video yang lainnya seorang wisatawan dari Jambi bersiteru dengan tukang foto keliling yang diduga memungut bayaran sebanyak dua kali kepada pengunjung yang berakhir adu mulut.
Dua kondisi ini sangat mencoreng citra wisata di Kota Padang. Hal ini akan sangat berdampak besar pada jumlah kunjungan wisatawan ke kota Padang.
Ketua DPRD Kota Padang Muharlion sangat menyayangkan kondisi ini. Dengan kemajuan teknologi dan penyebaran informasi sangat cepat.
“Dalam konsep seperti itu kita minta kepada Dinas Pariwisata untuk melakukan pengawasan yang lebih mendalam. Juga, pendekatan kepada masyarakat agar kasus seperti ini tidak kembali terulang,” ujarnya Jumat (13/6/2025).
Ia juga mendorong untuk pembuatan regulasi oleh Pemko Padang karena kejadian serupa marak terjadi di wilayah-wilayah yang bukan di bawah kewenangan Pemko Padang.
“Karena mereka itu adalah tanah mereka. Tapi mereka tidak tahu itu. Karena saat mereka berbicara soal Pantai Air Manis pasti yang terbayang bagi mereka adalah Kota Padang. Untuk itu perlu adanya regulasi yang dilahirkan untuk perilaku seperti ini karena ini sudah dapat dikategorikan pungli,” ujarnya.
Ia meminta dalam kasus-kasus seperti ini Pemerintah harus tegas melihat persoalan pungli yang semakin menjadi di objek wisata kota Padang.
“Kita cukup geram juga karena persoalan ini sudah sampai kemana-mana. Saat saya berkunjung ke Riau Pantai Air Manis ini juga menjadi buah bibir. Karena masih adanya aksi pungli yang meresahkan para wisatawan,” ujarnya.
Muharlion mengatakan kedepannya akan berkoordinasi untuk melakukan pemanggilan kepada pihak penyelengara wisata disana terkait kasus pungli tersebut.
“Kita akan turun ke lapangan untuk mencari solusi, image-image seperti ini dapat merusak citra pariwisata. Kita juga mengharapkan peran serta tokoh masyarakat sekitar agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi kedepannya,” ujarnya.(*)
Komentar