Kisah Nabi Isa melakukan perjalanan bersama dengan satu orang Yahudi. Dalam perjalanan mereka menemukan 3 bongkah emas, Nabi Isa pun menyerahkahkan ketiga bongkah emas tersebut kepada teman seperjalanannya yang orang Yahudi.
Nabi Isa pun pergi dan tinggalah orang Yahudi itu dengan 3 bongkah emasnya. Sepeninggal Nabi Isa, orang Yahudi itu didatangi oleh 3 orang pemuda yang ingin mengambil emasnya. Untuk mendapatkannya 3 orang pemuda tadi membunuh orang Yahudi, dan emas itu pun berpindah ke tangan 3 pemuda tadi.
Setelah mendapatkan 3 bongkahan emas, mereka sepakat untuk membagi rata. Setiap mereka, berhak untuk mendapatkan 1 bongkahan emas.
Kata sepakat didapat, bak kata orang Minangkabau, “Bulek aie dek pambuluah, bulek kato dek mafakaik. Bulek lah buliah digolongkan. picak lah buliah dilayangkan”.
Karena sudah merasa lapar, mereka sepakat salah seorang untuk membeli makanan. Malahan, yang disuruh membeli nasi melihatkan wajah ceria. “Karena, mendapatkan harta yang sangat banyak, maka kalian saya traktir demi merayakan kebersamaan kita,” ujarnya yang disyukuri oleh 2 temannya.
Namun, di tengah perjalanan, pikirannya mulai berubah. Ketamakan dalam dirinya mulai muncul. Niat untuk mengakhiri hidup kedua rekannya mulai menguasai jiwanya. Sebelum sampai ke rumah makan, terlebih dulu dia singgah di salah satu kedai yang menyediakan racun. Dengan tujuan mencampurkan racun tersebut pada bungkus nasi untuk temannya. Dengan begitu, dia dapat lebih leluasa mengambil timbunan kekayaan itu hanya untuk dirinya sendiri. Niat jahat itu kemudian dia kerjakan.