Kota Solok membutuhkan pemimpin yang mengerti dan mampu menjadikan posisi daerah itu untuk dikolaborasikan dengan kultur budaya setempat, agar memiliki magnet atau daya tarik. Sehingga mereka yang melintasi daerah itu untuk tidak hanya sekedar lewat, melainkan meninggalkan kontribusi untuk Kota kecil ini.
“Kota Solok memang sudah seharusnya berupaya menempatkan kebudayaan sebagai aspek dasar dalam pembangunan,”ujar Fakrya Murpe.
Dikatakannya, kekayaan budaya harus kita gali dan kita lestarikan. Juga perlu kita sertakan dalam dokumen perencanaan pembangunan sebagai arah pembangunan kita.
Maka pesta demokrasi, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solok yang puncaknya akan digelar pada 9 Desember mendatang, harus menjadi ajang untuk membawa sebuah perubahan ke arah yang lebih baik, dengan memilih pemimpin yang menempatkan kebudayaan sebagai akar pembangunan.

Pengusaha muda ini melihat, Pasangan solok masa depan,merupakan pasangan yang memiliki integritas dan komitmen yang jelas dalam membangun dan mensejahterakan masyarakat kota solok. Pasangan R-A diyakini mampu menciptakan ekonomi yang kuat, demi terwujudkan masyarakat yang mandiri (sejahtera secara ekonomi) tanpa mengenyampingkan nilai2 budaya yg ada di kota kita.























































