“Kalau ingin wisatawan datang lagi, bukan cuma pantainya yang indah, tapi suasana yang ramah, kawasan yang rapi, dan interaksi yang menyenangkan. Ini tidak bisa dilakukan sendiri. Harus dikerjakan bersama,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, penting dilakukan penataan kawasan mulai dari lapak pedagang, area Batu Malin Kundang, hingga fasilitas umum. Tenda-tenda yang menghalangi pemandangan akan direlokasi ke tempat yang lebih pas, tanpa menghilangkan hak warga untuk berjualan.
“Kita tidak melarang orang cari nafkah. Tapi kita tata supaya semuanya lebih baik. Nanti akan dibuatkan tenda khusus, yang nyaman dan tertib. Wisatawan bisa menikmati pemandangan, dan pedagang tetap bisa mencari rezeki,” ujarnya.
Wali kota jebolan Universitas Seattle, AS itu mengungkapkan salah satu isu penting yang tak boleh dikesampingkan adalah memastikan tidak ada lagi praktik pungli yang selama ini kerap mencoreng citra pariwisata lokal.
Dia meminta agar seluruh pelaku wisata memiliki identitas resmi baik itu fotografer, petugas parkir, petugas kebersihan, hingga pelaku UMKM.