Menyikapi Penjurusan di SMA

Oleh : Feri Fren (Widyaprada BBPMP Sumbar)

oleh

SPIRITSUMBAR.COM – Sebuah  wacana baru muncul lagi di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yakni akan diadakannya kembali penjurusan IPA, IPS dan Bahasa di SMA seperti tahun delapan puluhan dulu.

Padahal kalau kita lihat penerapan peminatan di Kurikulum Merdeka untuk jenjang SMA terbilang baru dilaksanakan. Namun akan segera diganti kembali. Hal ini tentu akan menimbulkan banyak pendapat dari berbagai kalangan di masyarakat.

Hal ini disampaikan Abdul Mu’ti saat Halalbihalal dengan Forum Wartawan Pendidikan (Fortadik) di Jakarta, Jumat (11/4/2025). Mu’ti mengatakan, untuk perubahan wacana perubahan kebijakan pendidikan, pihaknya terbuka untuk mengungkapkan dan mendapatkan masukan.

Adapun sisi positif dengan diterapkannya kembali penjurusan di SMA diantaranya siswa akan memiliki ilmu pengetahuan yang baik untuk membantu menguasai ilmu tertentu yang dibutuhkan sesuai program studi yang akan dipilihnya nanti di perguruan tinggi. Sehingga siswa tidak lagi kebingungan memilih jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

Sekaitan dengan itu Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi juga mengatakan, dengan adanya penjurusan IPA, IPS dan Bahasa, peserta didik dapat mempelajari ilmu sesuai dengan minatnya dan menjadi ahli

Pendapat lain dari praktisi pendidikan, Heriyanto, yang mengamati peminatan yang diterapkan ketika penjurusan dihapuskan ternyata tidak sepenuhnya bisa dijalankan dengan baik.

”Terlalu dini di kelas XI awal, siswa harus menetapkan profesinya apa kelak sehingga ada beberapa mata pelajaran yang perlu diambil dan dilepaskan. Padahal, itu merupakan mata pelajaran dasar yang sangat diperlukan,” ungkap Heriyanto (Ester Lince Napitupulu).

Dia mencontohkan, jika siswa awalnya ingin memilih kedokteran, siswa dapat melepaskan mata pelajaran fisika dan memilih peminatan biologi dan kimia.

”Namun, masalah yang kerap muncul adalah saat pilihan profesi siswa bisa berubah di kelas XII menjadi teknik. Sementara dalam dua atau tiga semester sebelumnya, mereka tak mempelajari fisika,” tuturnya.

Kerugian bakal dialami siswa dengan model peminatan karena belum ada sinkronisasi antara pendidikan SMA dan perguruan tinggi. Sebab, di sejumlah perguruan tinggi negeri, pada tahun pertama mahasiswa baru harus lulus dalam perkuliahan bersama untuk mata pelajaran fisika, kimia, dan biologi meski jurusannya bukan teknik.

”Jadi, mata pelajaran tersebut tetap diajarkan sebagai bekal di PTN nantinya, termasuk untuk pilihan IPS. Jika siswa bercita-cita menjadi akuntan, mereka dapat melepaskan Geografi atau Sosiologi. Namun, apabila berubah jadi ahli hukum, diberikan syarat dua pelajaran tersebut akan dipelajari saat di perguruan tinggi,” ujar Heriyanto

Dalam pandangan lain Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, rencana Mendikdasmen mengembalikan jurusan IPA, IPS, Bahasa di SMA terkesan terburu-buru dan tanpa kajian evaluasi terhadap implementasi Kurikulum Merdeka yang baru seumur jagung.

Dari berbagai pandangan, mudah-mudahan keputusan terbaiknya nanti akan segera dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar Menengah. Semoga.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Menarik dibaca