Wajah Berbinar, Tangan Gemetar, Buruh Cuci Itu Serahkan Uang Tanda Peserta Kurban

oleh

Dengan wajah berbinar dan gemetar, Tek Mi mengeluarkan uang dalam dompet lusuh yang cukup besar. Maklum, uang tersebut terbilang banyak lantaran dikumpul sedikit demi sedikit selama 3 tahun.

Namun, dia tak sanggup menghitung dan harus dibantu Ketua Majelis Taklim Masjid Al Quwait, Zetri Murni. Bahkan, kwitansi tanda terima sebagai peserta kurban yang diserahkan panitia, dipandanginya dengan tetesan air mata bahagia.

“Alhamdulillah, akhirnya niatnya saya terkabul juga tahun ini ya Allah,” ujarnya terbata-bata dalam bahasa Minangkabau.



Darmiyati bukan hanya sebagai buruh cuci, namum juga termasuk disabilitas lantaran kurang pendengaran. Perempuan tua ini tinggal bersama anak anaknya di pinggir rel kereta api  di RT 05 RW 11 Kelurahan Banuaran Nan XX, Lubuak Bagaluang dengan membayar sewa tanah pada PT KAI setiap tahunnya.

Walau begitu, dia termasuk perempuan yang ulet dan gigih. Prinsipnya, apapun akan dikerjakan yang penting halal. Dari kegigihan itulah, dia mampu memenuhi kebutuhan hidup bersama anak-anaknya.

Menarik dibaca