Murid pesantren di Padang Panjang itu datang dari berbagai daerah di Minangkabau (Prov Sumbar kini), daerah lain di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai nusa tenggara barat (NTB). Berikut, dari negeri jiran seperti Malaysia, Singapura, Berunei dan Thailand Selatan.
Fakta itu lah yang membuat kaget rombongan Rektor Universitas Al Azhar Mesir, Abdul Rahman Taj saat berkunjung ke Padang Panjang pada 1956. Pasca kunjungan itu, seperti diungkap oleh A.Nadjir Joenoes, mantan wartawan/cholumnis (1950-1960-an) dan dosen ASKI/STSI Padang Panjang (1970-1990-an) seorang penulis kebangsaan Belanda menulis; Padang Panjang Mesir van Andalas.
Maksud dari ungkapan Padang Panjang Mesir van Anlas itu, sebut A.Nadjir Joenoes di antara sambutannya sebagai pemuka masyarakat pada peringatan ulang tahun Kota Padang Panjang tahun 1994 adalah Padang Panjang sebagai pusat pendidikan Islam terbesar kedua di dunia setelah Mesir (ukuran masa itu).
Keberadaan sebagai kota pelajar inilah yang jadi salah satu kejayaan masa silam Padang Panjang. Juga sebagai salah satu kekuatan utama ekonominya.





















































