Bila hujan lebat,dipastikannya tidak akan bisa dilewati. Warga terpaksa memutar arah ke bagian jalan setapak diarea tepiperbukitan dusun salak. Jalan memutar-mutar itu ditempuh dengan jarak sekitar 3 Kilometer.
Tasman mengatakan para pejabat terkait yang bisa mewujudkan harapan masyarakat kecil disana hendaknya segera berbuat.
“Kepada siapa lagi kami mengadu. Kami berkecil hati bila membandingkan kampung ini dengan yang lain. Kampung lain jalan menuju ladang saja dibuatkan jembatan. Padahal tidak ada masyarakat yang menetap. Sedangkan kami yang jelas tinggal sebanyak 30 KK belum dapat apa- apa”ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa hasil tani dan kebun yang lalu lantang mereka bawa keluar seperti karet, sawit, gambir, cengkeh, kopi cokelat, buah pala dan padi dengan luas lahan produktif sekitar 12 Hektar.
“Yang paling susah itu ketika kami panen sawit pak. Ya mau apalagi. Mau tidak mau harus dilewati,” lanjutnya.
Walinagari IV Koto Hilia, Kecamatan Batang Kapas di lokasi mengakui kesulitan dan segala macam kendala yang di alami warga.






















































