Belum lagi masalah proses pembelajaran yang dilakukan. Guru mengajar masih mempergunakan paradigma lama Teacher Centre. Pembelajaran yang dilakukannya masih berpusat pada guru. Guru belum bisa melakukan pembelajaran yang sifatnya interaktif, menyenangkan, menantang peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan belum dilaksanakan dengan multi media dan multi metoda. Peserta didikpun tidak diberi ruang untuk berinovasi dan berimprovisasi dalam mengembangkan potens dirinya.
Apakah hal ini akan mendukung sebuah sekolah untuk bisa di favoritkan oleh peserta didik dan masyarakat. Dukungan dari pihak luarpun terhadap sekolah perlu kita pertanyakan. Adanya warung-warung di sekitar sekolah yang masih memfasilitasi peserta didik untuk merokok,main play station, internetan, main billiard dan lain sebagainya. Ke semuanya itu berlokasi di sekitar sekolah yang dapat mengganggu kosentrasi peserta didik dalam belajar.
Orang tua dan masyarakat masih acuh dan tidak mau menegur apabila mereka melihat masih ada peserta didik yang berkeliaran dengan memakai baju seragam sekolah di jam sekolah. Untuk itulah diperlukan keseriusan dari semua pihak dalam mewujudkan sekolah agar bisa favorit.























































