
Pembangunan jalan
SPIRITSUMBAR.com, Padang – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga di tahun 2021.
Pada sejumlah ruas Jalan Nasional di Provinsi Sumatera Barat penanganan badan jalan rawan longsoran berhasil di tuntaskan pelaksanaan pekerjaannya oleh PPK 1.3 Provinsi Sumatera Barat, Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat.
Paket Penanganan Longsoran tersebut tersebar di sejumlah titik rawan longsor. Yakni, ruas jalan Nasional Batas Bukittingi – Batas Provinsi Sumut, Simpang Empat – Batas Provinsi Sumut, Payakumbuh – Batas Provinsi Riau dan Ruas Padang – Solok.
Pelaksanaan pekerjaan tersebut tertuang dalam Nomor Kontrak 17/PKK/SK-PJN1-Bb.03.3.1.3/VII/2021 tertanggal 06 Juli 2021 dengan Nilai Kontrak : Rp 40.190.220.000,00. Sementara jangka waktu pelaksanaan pekerjaan diberikan kepada pemenang pelaksana 179 hari kalender (sampai 31 Desember 2021) dengan kontraktor pelaksana PT. Alco Sejahtera Abadi, sedangkan Konsultan Pengawas yakni PT. Planosip Nusantara Engineering KSO PT. Transka Dharma Konsultan, PT.Taru Nusantara.
Secara rinci, lokasi pekerjaan penanganan longsoran tersebut diantaranya yaitu Ruas Simpang Haru – Batas Kota Padang Km 17 + 310, Batas Kota Payakumbuh – Batas Provinsi Riau Km 144 + 600 dan Batas Kota Payakumbuh – Batas Provinsi Riau Km 203 + 500.
Selanjutnya, Batas Kota Payakumbuh – Batas Provinsi Riau Km 204 + 100, Batas Kota Payakumbuh – Provinsi Riau Km 204 + 150 dan Ruas Ranjau Batu (Bts. Sumut) – Panti Km 226 + 920,
Juga, Ruas Ranjau Batu (Bts. Sumut) – Panti Km 227 + 600, Ruas Ranjau Batu (Bts. Sumut) – Panti Km 231 + 200, Ruas Sp. Kumpulan – Bts. Kota Bukittinggi Km 101 + 370 Ruas Simpang Air Balam – Simpang Empat Km 278 + 600.
PPK 1.3 Provinsi Sumatera Barat Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat Noor Arias Syamsu, ST, M.Si saat dihubungi mengatakan pelaksanaan pekerjaan penanganan longsoran saat ini sudah rampung pelaksanaan kontruksi pekerjaanya oleh kontraktor pelaksana di lapangan.
Sebanyak sepuluh titik lokasi pekerjaan yang terkontrak sudah dirampungkan pekerjaannya oleh rekanan pelaksana. Ia menghimbau kepada pengguna jalan raya serta masyarakat sekitar bangunan yang telah dibangun pemerintah mari kita jaga dan pelihara agar aset tersebut bisa menjadi bermanfaat bagi masyarakat dan sebagai antisipasi resiko bencana longsoran yang dapat mengancam arus transportasi maupun akses jalan yang terdapat titik – titik rawan longsor tersebut.
Salah seorang pengguna jalan raya ruas Simpang Empat – Air Balam Hamdani mengaku sangat berterima kasih kepada pemerintah. Terutama instansi terkait yang telah memperbaiki lokasi/titik rawan longsor bahu jalan yang sewaktu – waktu dapat mengancam para pengguna jalan raya. Tidak saja sebagai antisipasi rawan longsor bahu jalan jadi lebar dan tertata rapi sehingga menambah kesan indah pada lokasi pembangunan.
Sementara itu, salah seorang Pemerhati Jalan dan Jembatan di Sumatera Barat Dahler saat dihubungi mengatakan kita patut berterima kasih atas kegigihan staf serta pejabat yang sedang diberi amanah saat ini. Bagaimana kondisi akses jalan Nasional di Sumatera Barat butuh kucuran dana pusat yang lebih.
Misalnya masih terdapat standar lebar jalan Nasional di Sumbar yang belum standar jalan Nasional. Juga, kualitas jalan, masih banyak ditemukan yang rusak serta berlubang.
Serta, dengan kondisi alam Sumbar yang rawan akan bencana butuh perencanaan jalan yang matang serta desain jalur agar tidak membahayakan pengguna jalan raya tersebut.
Sedangkan, GS PT. Alco Sejahtera Abadi Remon Debal, ST mengaku pekerjaan longsoran titik rawan pada sejumlah ruas Jalan Nasional di Sumbar berhasil dituntaskan. “Ini semua, berkat dukungan semua pihak. Pelaksanaan di lokasi pekerjaan dengan kondisi lapangan yang berbeda-beda kondisi tanahnya dapat ditangani oleh tim yang solid dan dukungan semua pihak
Termasuk konsultan pengawas serta pihak PPK maupun Satker dalam memberikan masukan serta kebijakan keputusan yang tepat selama proses pekerjaan berlangsung.
Jika terdapat keterlambatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan itu karena sejumlah kendala teknis. “Termasuk faktor cuaca yang menjadi hambatan kita dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan,” ujarnya.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat setempat mari kita jaga dan pelihara bangunan tersebut agar dapat bermanfaat sebagaimana fungsinya.