“Ya ini kan persahabatan saja. Tidak ada yang pakai undangan. Dia tanya saya ultah, dia datang. Kalau ada waktu silakan datang. Mereka datang, ya Alhamdulillah,” ungkapnya terkait banyaknya tamu undangan yang hadir pada perayaaan ultahnya.
Perjalanan hidupnya tidaklah mulus. OSO menjadi yatim sejak usia delapan tahun. Ibunya seorang penjahit. OSO pun membantu meringankan beban ekonomi keluarga, dengan bekerja serabutan.
Dia pernah menjadi pedagang asongan di pelabuhan, kuli panggul, jualan rokok, hingga terjun ke dunia bisnis dan politik.
OSO memiliki semangat kuat dan pantang menyerah. Dalam beberapa kesempatan, OSO menegaskan bahwa doa dan kasih sayang ibu, membuatnya semakin kuat hingga akhirnya membuat dia bisa menjadi sukses.
“Jangan pernah malu kita siapa, tetapi yang malu kalau kita tidak jadi apa-apa,” kata OSO saat menerima audiensi 340 peserta final Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar 2017 di Nusantara V, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/8) lalu.























































