Nevi mempertegas, pandemi yang memiliki dampak sampingan selain kesehatan fisik, juga mempengaruhi faktor psikologis yakni kekerasan terjadi berada dalam rumah ruang lingkup keluarga bahkan pelaku rata rata berasal dari orang terdekat baik dari sisi anak maupun orangnya. Salah satu contohnya adalah kondisi pembelajaran daring yang menimbulkan stress di keluarga. Selain itu juga ada faktor ekonomi pemicu kekerasan pada Perempuan dan Anak atas kasus kasus yang ada serta pemanfaatan hp pada anak tidak pada tempatnya.
“Saya menginginkan, para peserta pelatihan atau alumni sekolah keluarga di bukittinggi ini dapat menjadi agen di lingkungan keluarga. Untuk lebih lanjutnya diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah yang muncul di beberapa keluarga. Sekolah Keluarga diadakan pemerintah Kota Bukittinggu ini sangat luar biasa dan saya apresiasi karena akan menjadi solusi berbagai persoalan keluarga di masa yang akan datang”, ungkap Nevi.
Politisi PKS ini menyampaikan pendapatnya bahwa semua peserta pelatihan SDM saat ini nantinya akan menjadi pelaku yang mewujudkan Keluarga sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sebuah proses pembentukan peradaban. Sesuai tujuannya, keluarga akan menuju pada pembentukan keturunan yang baik dan utuh, membesarkan anak yg merupakan karunia Allah SWT, Menyesuaikan sikap antar suami istri, Meningkatkan afeksi keluarga, Mengembangkan kehidupan spiritual keluarga dan meningkatkan kehidupan keluarga.