Walinagari Toboh Ketek Mhd Nasir menyebutkan, Embung Talao ini sangat dibutuhkan masyarakatnya. Saat ini sawah di nagari yang dia pimpin kini masih berupa sawah tadah hujan. Sawah tadah hujan karena menggantungkan air pada langit, maka hanya bisa panen maksimal dua kali dalam setahun.
“Kalau sawah di sini sudah ada irigasinya, apakah itu dari bendungan atau embung, tentu masyarakat kami akan sangat gembira. Mereka bisa menikmati panen hingga empat kali setahun. Jadi mereka sangat berharap irigasi teknis segera terwujud di Toboh Ketek,” ungkap Mhd Nasir.
Walinagari yang akrab dipanggil Utiah memaparkan Embung Talao memiliki luasan sekitar 1,5 hektar. Kini telah dilakukan penggalian dengan kedalaman hingga 2 meter. Penggalian embung pada tahap awal ini telah didanai dengan Dana Desa sebesar Rp117,73 juta. Dana itu digunakan untuk pembukaan areal dan pengerukan embung.
Lebih jauh dijelaskan Mhd Nasir, jika kedalamannya ditambah hingga 7 meter, maka akan bertemu mata air-mata air yang dapat menjadi sumber air bagi Embung Talao. Volume Embung itu direncanakan 15.950 meter persegi. Embung pun dilengkapi dengan saluran irigasi teknis. Adapun total biaya pengerjaannya Rp3,45 miliar.






















































