Jadi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan optimalisasi pembangunan pariwisata di Sumbar , pihaknya melaksanakan sejumlah kegiatan besar seperti FGD dan yang lainya. Kenapa FGD yang melibatkan tokoh adat Maek dan lainya karena, kita tidak ingin terjadi sejarah kelam ketika Maek menjadi destinasi internasional, masyarakat setempat tidak menjadi penonton saja, namun ikut mengelola tanpa melibatkan pihak lain.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Saifullah mengatakan, kita mengapresiasi kepedulian banyak pihak untuk pelestarian peninggalan situs kebudayaan yang dilindungi, termasuk Ketua DPRD Sumbar. Banyak misteri yang belum terungkap pada Kenagarian seribu menhir Maek ini belum terungkap, sehingga kegiatan ini penting dilaksanakan.
”Jadi dalam pelestarian situ warisan itu ada tiga yaitu perlindungan, pemeliharaan hingga pelikasikan, semoga FGD ini memberikan banyak manfaat,” katanya.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh pakar-pakar, salah satunya pakar pariwisata dunia Ridwan Tulus. (*)



















































