Hadir dalam pertemuan itu Penasehat PWI Sumbar Hasril Chaniago, Ketua PWI Widya Navies, Ketua DKP Zul Effendi, serta sejumlah pengurus inti lainnya. Dalam paparannya, Mahyeldi menyebutkan bahwa bencana tahun ini merupakan salah satu yang terburuk dalam satu dekade terakhir.
Berdasarkan dashboardbencana.sumbarprov.go.id, rumah rusak ringan mencapai 5.290 unit, rusak sedang 983 unit, dan rusak berat 1.629 unit. Selain itu, 38.900 rumah terendam, dan 755 unit lainnya hanyut atau hilang. Ribuan keluarga pun kehilangan tempat tinggal dalam hitungan menit saat bencana menerjang.
Kerusakan juga melumpuhkan fasilitas umum dan pelayanan dasar. Tercatat 153 rumah ibadah, 66 fasilitas kesehatan, 28 kantor layanan publik, serta 170 sekolah mengalami kerusakan.
Pada sektor sarana prasarana vital, bencana merusak 172 unit jalan, 46 jembatan, serta 135 fasilitas telekomunikasi, sehingga distribusi bantuan ke daerah terdampak menjadi terhambat.
Total kerugian diperkirakan mencapai Rp1.831.971.691.355, dengan rincian kerugian perumahan mencapai Rp499,8 miliar, pelayanan dasar Rp43,5 miliar, sektor sosial ekonomi Rp1,08 triliun, dan kerusakan sarpras vital Rp201,5 miliar. Pada sektor pertanian, kerusakan meliputi 6.749 hektare sawah, 6.713 hektare lahan, 1.031 hektare kebun, serta 10.486 hektare kolam budidaya.
























































