Padang, SPIRITSUMBAR.COM – Mimpi Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah menjadikan Kota Padang sebagai destinasi wisata kesehatan seperti di negeri jiran Malaysia, sepertinya akan tetap menjadi mimpi yang tak mungkin terealisasi.
Apalagi, mewujudkan program unggulan Walikota Padang Fadly Amran dengan layanan kesehatan gratis untuk warga ber KTP Padang dan berdomisili di Padang seakan mendapat penolakan dari pola layanan kesehatan yang ada di pemerintahan.
Warga kota yang tidak memiliki harta, dihantui ketakutan untuk berobat di rumah sakit. Pada akhirnya, hanya bisa pasrah dan memperbanyak doa jika mengalami sakit.
Hanya ada harapan doa, agar tuhan menyembuhkan sakitnya tanpa harus berobat.
Inilah yang dialami Desi Erianti saat meminta layanan kesehatan di RSUD Rasidin Padang. Bermodalkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) warga Jalan Pilakuik, Kelurahan Gunung Sariak, Kecamatan Kuranji, Kota Padang harus gigit jari. Saat KISnya ditolak IGD RSUD IGD RSUD Rasidin pada Sabtu, 31 Mei 2025 dini hari.
Yurnani keluarga pasien menjelaskan, pihak RSUD Rasidin menolak memberikan perawatan di IGD dengan alasan pasien tidak masuk dalam kategori emergency.
“Keluarga saya ditolak mendapat layanan medis di RSUD Rasidin. Dengan alasan, pasien tidak masuk dalam katagori emergency. Pihak rumah sakit mengklaim, sakit yang diderita keluarga saya hanya sesak nafas. Jika ingin berobat, akan di alihkan ke layanan umum. Kami memilih RSUD Rasidin karena dekat dari rumah, ujarnya di RSUD dr Rasidin Padang. Sabtu (31/5/2025)
Mendapat penolakan, Desi Erianti kembali dibawa pulang dengan betor (becak motor). Hal ini dilakukan, keluarga tidak memiliki bekal uang yang cukup.
Dengan kondisi nafas sesak, Desi Erianti dibawa pulang menyusuri malam yang dingin. Keluarga hanya bisa berdoa, dan bermimpi, semoga esok pagi Desi Erianti bisa pulih dan menjalani aktivitas normal kembali.
Tetapi, sesak nafas yang menimpa Desi Erianti terus menjadi. Kali ini, keluarga membawa Desi Erianti ke RS Siti Rahmah.
“Di RS Siti Rahmah, kami berharap tidak ada penolakan. Karena kami hanya berbekal KIS. Semoga Walikota Padang menerima keluarga kami berobat di rumah sakitnya,” ujar Yurnani.
Namun, nyawa Desi Erianti tak tertolong. Dia telah menghadap Sang Khaliq untuk selamanya.
Yudi keluarga Desi Erianti, menjelaskan pada saat Desi Erianti telah meninggal dunia di RSU Siti Rahmah.
“Innalillahi wainnailaihi rajiun, Kakak kami Desi Erianti telah meninggal dunia. Saya menyesalkan penolakan medis yang dilakukan oleh RSUD Rasyidin Padang,” ucap Yudi yang tercatat sebagai Wartawan Padang Ekspres ini. Sabtu (31/5/2025)
Terpisah, Direktur RSUD dr. Rasidin Padang dr. Desy Susanty saat di hubungi wartawan berjanji akan mencari kebenaran di lapangan.
“Izin pak saya konfirmasi di lapangan dulu ya Pak. Terima kasih informasinya, mohon maaf atas ketidak nyamanan ini,” paparnya. (Salih)