Lebih lanjut, Muharlion mengatakan bahwa sidak ini juga bertujuan untuk belajar dari pengalaman daerah lain, seperti di Kabupaten Agam, di mana sempat terjadi kasus keracunan massal dari makanan program bergizi. Ia menekankan pentingnya evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang di Kota Padang.
“Tujuan kita melakukan peninjauan ini adalah untuk mengantisipasi dan belajar dari pengalaman di daerah lain. Kita ingin memberikan pelayanan terbaik bagi anak-anak dan mengurangi risiko keracunan di Kota Padang,” ungkapnya.
Dari hasil tinjauan, Muharlion menemukan bahwa ada beberapa dapur SPPG yang menyalurkan makanan dalam dua shift. Hal ini, menurutnya, perlu pengawasan ekstra untuk memastikan makanan tetap dalam kondisi layak konsumsi hingga sampai ke tangan siswa.
Lalu berkaitan dengan beberapa postingan yang memperlihatkan makanan MBG dibawa pulang oleh siswa, Muharlion memberikan perhatian khusus. Ia menekankan bahwa makanan MBG seharusnya dikonsumsi di sekolah, bukan dibawa pulang.























































